Sabtu, 05 Agustus 2017

makalah sistem pengapian

MAKALAH SISTEM PENGAPIAN
Disusun Oleh : Bahrudin M.I. 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Makalah ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah B.Indonesia. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun mahasiswanya agar membuat makalah mengenai Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Jadi saya sebagai mahasiswa memilih materi sistem pengapian konvensional (motor bensin)
Seiring berjalanya waktu, di era saat ini Perkembangan dunia Otomotif mengalami perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan. Hal ini terjadi karena bagian ini mudah untuk dilakukan inovasi. Namun kemudhan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah,tapi justru sebaliknya. Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat, sehingga dalam mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu, dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah melakukan uji coba sederhana. Seorang sarjana teknik mesin,harus memilik kemampuan dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon-calon pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan-perusahaan otomotif dan apabila kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi lainnya.
            Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian,dimana sistem ini merupakan sistem yang sangat penting, karena tanpa sistem ini mobil tidak akan bergerak. Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran,dan sistem tersebut adalah sistem pengapian .


B.     Batasan Masalah
Sistem pengapian merupakan sistem penting pada mobil berebahan bakar bensin. Fungsinya adalah mementikan bunga api listrik ke ruang bakar, sehingga terjadi suatu ledakan pambakaran di dalamnya, yang mengakibatkan piston dan batang piston (stang) bergerak turun dan memutar poros engkol, sehingga mesin dapat berputar.
Sistem pengapian berhubungan erat dengan sistem bahan bakar. Campuran bensin dan udara di ruang bakar dibakar oleh bunga api listrik dan mengakibatkan ledakan yang menyebabkan piston bergerak translasi (gerak lurus) naik turun secara terus menerus. Agar kerja mesin, maka kerja system pengapian juga harus baik. Kompone-komponen yang termasuk pada sistem pengapian adalah aki (baterai), koil, distributor, platina atai CDI, kabel busi, dan busi.
Komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan bekerja sama untuk menghasilkan percikan bunga api listrik yang berlansung secara kontinyu, selama mesin kendaraan berputar (hidup). Komponen-komponen tersebut akan menghasilkan bunga api listrik jika kunci kontak pada posisi ON dan mesin mulai di start. Saat kunci kontak pada posisi OFF, tidak ada percikan bunga api listrik, sehingga mesin mati (tidak berputar).
Semakin baik system pengapian, percikan bunga api yang dihasilkan akan semakin besar, dan tentunya ledakan yang terjadi juga akan besar. Karena campuran bensin dan udara akan habis terbakar semua (sempurna), energy yang dihasilkan mesin pun akan maksimal (besar). Sistem pengapian yang baik akan menghemat penggunaan bensin. Pada bagian ini dijelaskan fungsi-fingsi komponen yang terdapat pada sisitem pengapian, serta gejala dan kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian.
C.    Masalah
Masalah yang akan dibahas meliputi;
1.      Pengertian  pengapian Konvensional?
2.      Fungsi Pengapian ?
3.      Kompenen-komponen Pengapian?
4.      Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian ?
D.    Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan/ memaparkan;
1.      Pengertian pengapian konvensional.
2.      Fungsi Pengapian;
3.      Kompenen-komponen Pengapian;
4.      Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada system pengapian dan perbaikannya.
E.     Manfaat
Manfaat dari Makalah ini;
1.      Mengetahui pengertian system pengapian.
2.      Mengetahui fungsi pengapian.
3.      Mengetahui komponen-komponen sistem pengapian.
4.      Mengetahui kerusakan-kerusakan pada sisitem pengapian.
F.     Metode Penyajian
Makalah ini disusun dengan mengunakan pendekatan kualitatif Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehsif. Data teoritis dalam makalah ini di kumpulkan dengan menggunakan teknik studi puataka artinya penulis mengumpulkan dan mengambil data melalui kegiatan membaca, dan kajian pustaka. Data tersebut di olah dengan teknik analisis isi, penyusun melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan teori
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara dan api. Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistemyang disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.
B.     Pembahasan
1.      Fungsi Pengapian
Untuk menghasilkan panas diperlukan pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang dihasilkan oleh sisitem pengapian, yakni busi pada ruang bakar pembakaran mesin. Loncatan listrik pada busi menghasilkan voltase yang sangat tinggi kira-kira sampai 8000 volt yang terjadi karena adanya gap atau celah dari ujung elektroda busi. Voltase yang sangat tinggi itu harus diisi dari penyuplai/pemasok yang baik, yakni dari sebuah baterai kendaraan sekitar 12 volt.
Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah.
2.      Komponen dan fungsinya
a.      Aki (baterai)
Aki merupakan sumber listrik paling awal di kendaraan bermotor yang berfungsi untuk memasok listrik kepada komponen-komponen yang memerlukannya, seperti sistem pengapian. Selain memasok listrik, aki juga berfungsi menyimpanya. Oleh karena itu, agar pasokan listrik tidak terganggu maka aki harus diisi listrik kembali. Pengsian kembali ini dilakukan oleh sistem pengisian.
Ada 2 jenis aki yang biasa digunakan pada mobil yaitu aki basah dan aki kering. Aki memiliki kapasitas yang berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya Ampere hours (AH). Semakin besar kapasitas aki, pasokan listrik pada komponen-komponen pada mobil akan setabil.
b.      Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke sistem starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya
c.       Koil

Koil merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan (voltase) listrik aki dari 12 volt menjadi 12.500 sampai 25.000 volt. Dengan tegangan sebesar itu, barulah campuran bensin dan udara bisa terbakar .
Mesin-mesin konvensional masih megunakan satu koil untuk memasok tegangan listrik ke semua busi pada mesin mobil. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh koildidistribusikan ke semua busi oleh distributor. Sedangkan mesin-mesin modern sudah menggunakan multi coil (banyak koil), yang berarti busi mendaapat pasokan tegangan listrik dari koil yang berbeda-beda.
Kumparan skunder digulungkan pada inti koil yang terbuat dari lempengan baja dengan kualitas yang tinggi sedangakan kumparan primer digulung di luar kumparan skunder. Salah satu ujung dari kumparan skunder dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi dan ujung lainya dihubungkan dengan kumpran primer. Ujung-ujung kumparan primer dihubungkan dengan terminal positif dan negative dari baterai. Koil ditempatkan dalam satu tabung kotak dan koil ada celah untuk meletakan isolasi-isolasi.
d.      Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan tegangan listrik ke setiap busi melalu rotor (berada di dalam distributor) dan kabel busi. Distributor ini terdiri dari sebuah tuutup distributor yang terbuat dari plstik yang diberi terminal-terminal dan sebuah rotor, rotor dipasangkan pada poros distributor yang diputarkan oleh poros nok dan bagian rotor ini bersentuhan dengan terminal dari koil penyalaan dan terminal yang menghubungkan ke busi-busi, perputaran rotor ini membagi arus tegangan tinggi ke busi menurut urutan pengapianya.
Bagian-bagian Distributor :
·         Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.
·          Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik (electromagnetic induction).
·          Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan tegangan coil sekunder.
·          Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin.
·          Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacum intake manifold).
·          Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
·          Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.
e.       Platina dan CDI
Platina dan CDI memiliki fungsi yang sama , yaitu mengatur penyalaan listrik tegangan tinggi yang terjadi pada celah platina atau sensor CDI sebelum disalurkan kebusi melalu rotor dan kabel busi. Perbedaan platina dan CDI terletak pada cara kerjanya, yaitu platina bekaerja secra mekanik sedangkan CDI berkerja secara elektronik. Platina dan CDI terletak di dalam distributor.     
f.       Kabel Busi dan Busi

Kabel busi merupakan alat penghubung atau penghantar arus listrik tegangan tinggi dari koil ke distributor.
Kabel busi terbuat bahan khusus berkualitas tinggi dengan tahanan nilai listrik yang rendah. Kualitas bahan kabel busi ini penting diperhatikan karena kabel busi ini  berfungsi untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi. Agar kualitas api yang dipercikan tetap baik, busi tidak boleh terlalu banyak mengalami resistansi (hambatan). Kabel busi digunakan pada mobil-mobil yang masih menggunakan satu koil, sedangkan mobil yang sudah menggunakan multi coil (lebih dari satu koil) tidak lagi memerlukan kabel busi, karena koil dan busi sudah langsung dihubungkan dengan konektor.
Busi merupakan komponen penting pada sistem pengapian. Busi berperan untuk memantikan listrik di dalam ruang bakar untuk menghasilkan bunga api, yang selanjutnya membakar campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar. Jumlah busi yang digunakan pada mobil bervariasi, bergantung pada jumlah silindernya, jika mobil mempunyai 4 silinder, berarti mobil tersebut mengunakan 4 busi , dan seterusnya. Namun pada perkembanganya ada mobil yang mengunakan lebih dari satu busi pada setiap silindernya, dengan tujuan memperbesar bunga api yang dihasilkan sehingga memperhemat penggunaan bensin.
3.      Cara Kerja Sistem Pengapian
a.      
Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
Saat kunci kontak on, kontak pemutus tertutup, arus dari terminal positif baterai mengalir ke kunci kontak (lihat gambar  di atas), ke terminal positif (+) koil, ke terminal negatif (-) koil, ke kontak pemutus, kemudian ke massa. Aliran arus ke kumparan primer koil menyebabkan terjadinya kemagnetan pada koil.
b.      Pada saat Platina Membuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
Jika kontak pemutus terbuka, arus yang mengalir ke kumparan primer terputus dengan tiba-tiba maka kemagnetan disekitar koil hilang / drop dengan cepat. Kemudian kumparan terjadi tegangan induksi. Karena saat kontak pemutus terbuka arus listrik terputus, maka medan magnet pada koil hilang dengan cepat pada kumparan sekunder terjadi induksi tegangan. Pada kumparan primer juga terjadi tegangan induksi. Tegangan induksi pada kumparan sekunder disebut dengan tegangan induksi mutual sedangkan pada kumparan primer disebut tegangan induksi diri. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder (10000 V atau lebih) disalurkan ke distributor melalui kabel tegangan tinggi dan dari distributor diteruskan ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan penyalaannya sehingga pada busi terjadi loncatan api pada busi. Tegangan pada kumparan primer sekitar 300 sampai 500 V disalurkan ke kondensor. Penyerapan tegangan induksi diri oleh kondensor ini akan mengurangi loncatan bunga api pada kontak pemutus. Efek tidak terjadinya loncatan pada kontak pemutus adalah pemutusan arus primer yang cepat sehingga menghasilkan perubahan garis-garis gaya magnat pada koil dengan cepat pula.
4.    Gangguan yang Terjadi Pada Sistem Pengapian Penyebab dan Perbaikanya
Keadaan
Kemungkinan Penyebab
Pemerikasaan/Perbaikan
1.      Arus listrik kurang lancar, pada kutub terminal aki terdapat oksidasi berwarna putih
1.      Ada masalah pada sistem pengisian
2.      Penigisian terlalu besar (over charging)
3.      Kurang perawatan
1.      Cek dan perbaiki sistem pengisisan
2.      Bersihkan kutub terminal aki dengan cara menyiramkan air panas pada kedua kutub terminal sampai oksidasi hilang
2.      Enjin hidup tetapi tersendat-sendat
1.      Busi salah atau cacat
2.      Tutup distributor atau rotor cacat.
Kabel sekunder rusak
Koil rusak
Konektor jelek
Kebocoran pada kabel busi
Sistem bahan bakar rusak
1.      Bersihkan, setel celah atau ganti
2.      Ganti tutup distributor dan rotor
3.      Ganti kabel skunder
4.      Ganti koil
5.      Bersihkan konektor
Periksa tutup, rotor, kabel sekunder
7.      Rujuk pada servis sistem bahan bakar
3.      Mesin tidak bertenaga dan suara mesin terasa kasar
1.      Koil panas atau lemah
1.      Ganti koil
2.      Jika dalam keadaan darurat, kompres koil dengan kain basah, dan biarkan sampai koil dingin, lalu hidupkan mesin.
4.      Platina; Mesin tiba-tiba mati dan tidak dapat dihidupkan.
1.      Pegas platina patah karena sudah digunakan terlalu lama.
1.      Ganti platina.
5.      CDI; Mesin tiba-tiba mati
1.      CDI rusak
2.      CDI jebol
1.      Ganti CDI
6.      Mesin terasa pincang dan tidak bertenaga
1.      Kabel busi terlepas.
2.      Kabel busi putus.
3.      Isolasi kabel busi robek atau rusak.
1.      Pasang kembali busi.
2.      Ganti kabel busi.
3.      Jika darurat, gunakan isolasi listrik dan lilitkan pada kabel busi yang bocor.
7.      Mesin sulit hidup dan busi basah oleh bensin.
1.      Busi tidak cocok dengan spesifikasi mobil yang digunakan .
2.      Busi mati sehingga tidak terjadi loncatan bunga api.
1.      Periksa busi dengan pengukuran vealer gauge, rapatkan celah busi dengan elktroda busi dengan ukuran  0.80-0.90
2.      Ganti busi
8.      Mesin tersendat
1.      Busi kotor
2.      Busi sudah tua/sudah lama di pakai
1.      Bersihkan busi, bila perlu di ganti
(Tabel 2.1 Gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional)
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.
2.      Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah.
3.      Kompenen-komponen system pengapian terdidri dari aki (baterai), kunci kontak, koil, distributor, platina, kabel busi dan busi.
4.      Kerusakan yang terjadi biasnya di akibatkan oleh umur dari komponen-komponen tersebut.
B.     Saran
Sistem pengapian sangatlah penting di setiap  kendaraan karena jika tidak ada sistem pengapian kemungkinan besar kendraan tersebut tidak akan hidup (berjalan). Karena ada 3 yang mempengaruhi pembakaran terjadi ada bahan bakar,api dan udara.
Pelajarilah sistem pengapian lebih dalam karena sistem ini perkembangannya sangat pesat di bandingkan dengan sistem yang lain pada kendaraan.

Rabu, 02 Agustus 2017

Pengapian elektronik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan dunia Otomotif mengalami perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan.Hal ini terjadi karena bagian ini mudah untuk dilakukan inovasi.Namun kemudhan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah ,tapi justru sebaliknya .Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat,sehingga dalam mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu,dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah melakukan uji coba sederhana.
Diberbagai perusahaan,biasanya akan memberikan gaji yang lebih pada mereka yang mampu dibidang yang berhubungan dengan kelistrikan.Karena orang-orang yang mampu dan ahli di bidang ini masih jarang.
Seorang sarjana teknik mesin khususnya konsentrasi otomotif ,harus memilik kemampuan dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon –calon pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan –perusahaan otomotif.dan apabila kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi yang lain.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian,dimana sistem ini merupakan sistem yang sangat penting ,karena tanpa sistem ini mobil tidak akan dapat bergerak.
Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran,dan sistem tersebut adalah sistem pengapian . 

1.2.Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
Awal pembelajaran mengenai dunia otomotif,karena tidak semua mahasiswa kelas otomotif mengetahui mengenai dunia otomotif
Pembelajaran bagi penulis dalam menuangkan gagasan atau ilmu yang dikuasi dalam bentuk tulisan

BAB II
PEMBAHASAN 

2.1.Pengertian

Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara dan ada api.Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja,pasti ada sebab kemunculannya.Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut sistem pengapian.Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.

2.2.Fungsi Sistem Pengapian

Motor pembakaran dalam (iternal combustion engine) menghasilkan tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam selinder . Pada motor bensin, loncatan bunga api bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan oleh torak didalam selinder.
Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam selinder akan terbakar.
Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkanars tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian (ignition system) pada automobil berfungsi untuk menaikan tegangan baterai menjadi 10 kV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Tipe sistem pengapian ini di pergunakan pada seluruh motor bensin untuk mobil modern.
Sistem pengapian baterai biasanyaterdiri dari baterai, ignition coil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi.

2.3.Nama Komponen Dan Fungsinya

1. Baterai (Accumulator)
Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk ignition coil.

Gambar 1 Baterai
(www.technomar.net)
2. Kunci Kontak
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit primer

Gambar 2 Kunci kontak
(www.goldenparts.com)
3. Ignition Coil
Berfungsi untuk menaikan tegangan yang diberikan oleh baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

Gambar 3 Ignition Coil

(www.sbcpower.dk)
4. Distributor 
Fungsi distributor membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian (FO)

Gambar 4 Distributor
(www.hot-spark.com)
Bagian-bagian distributor
• Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.
• Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik (eletromagnetic induction).
• Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan tegangan coil sekunder.
• Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin.
• Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacun intake manifold).
• Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
• Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.

Gambar 5 Bagian-bagian distributor
(www.procarcare.com)

5. Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Core)
Berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.

Gambar 6 Kabel tegangan tinggi
(usa.gasgoo.com)
6. Busi
Berfungsi untuk mengeluarkan listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya.

Gambar 7 busi
(vespamaker.blogspot.com)
7. Transistor
Berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus primer

Gambar 8 Tansistor
(www.upload.gen.tr)

2.4.Cara Kerja Sistem Pengapian

Gambar 9
Rangkaian sistem pengapian

Gambar 10
Rangkaian sistem pengapian dengan transistor
Ketika Ignition swith dihubungkan arus mengalir dari batre ke ignition coil (melalui lilitan primer) terus mengalir ke platina kemudian ke masa. Ketika platina terbuka arus akan kembali menuju ignition coil dan sebagian diserap oleh kapasitor pada saat inilah terjadi induktansi diri yang menyebabkan tegangan naik dari 12 V menjadi 10 kV. Kemudian arus ini diteruskan ke distributor dan dibagi-bagikan ke setiap busi sesuai dengan firing order (urutan pengapian).
2.5.Gangguan, Penyebab dan perbaikan pada sistem pengapian
Gangguan Penyebab Perbaikan
Mesin tidak berputar • Kurang tegangan pada batre
• Saklar pengapian rusak
• Ada kabel yang putus
• Sambungan batre longgar • Diganti atau diisi kembali
• Ganti dengan yang baru menurut keperluan
• Kencangkan sambungan yang longgar
Mesin berputar tapi tidak mau hidup • Platina terbakar atau berlobang
• Terminal-terminal pada distributor rusak
• Kabel tegangan tinggi basah
• Kebocoran pada kondensor
• Koil rusak
• Tahanan primer tidak tepat • Ganti dengan yang baru menurut keperluan

Mesin sukar di start • Api busi lemah 
• Sambunga sirkuit terbuka atau konsleting dengan masa
• Busi kotor
• Setelan platina tidak tepat
• Kabel busi pecah atau rusak
• Batre lemah atau rusak
• Koil rusak • Ganti dengan yang baru menurut keperluan
• Bersihkan busi yang kotor
• Stel celah platina dengan tepat
Mesin sukar di start saat panas • Api bocor antara kabel dan busi • Ganti dengan yang baru menurut keperluan
Mesin sukar di start saat dingin • Batre lemah atau rusak dan ada bagian dari komponen sistem penganpian yang bekerja kurang sempurna • Ganti dengan yang baru menurut keperluan

Mesin dapat di start tapi mati lagi • Busi kotor
• Setelan platina tidak tepat
• Platina kotor
• Peurunan tegangan pada kawat tahanan primer atau kondensator balasttidak memenuhi syarat-syarat pabrik • Ganti dengan yang baru menurut keperluan
• Bersihkan busi yang kotor
• Stel celah platina dengan tepat
Pengapian tidak rata pada setiap tingkat kecepatan • Ada salah satu busi atau lebih yang rusak
• Platina kotor 
• Tahan kondensator distributor, kondensator output dan isolasi bocor berlebihan
• Koil rusak
• Isolasi, kawat putus
• Terminal-terminal longgar atau berkarat • Ganti dengan yang baru menurut keperluan
• Bersihkan busi yang kotor
• Stel celah platina dengan tepat
Pengapian tidak rata pada saat stasioner • Setelan platina tidak tepat
• Bos poros kotor, aus atau hangus
• Koil rusak • Ganti dengan yang baru menurut keperluan
• Stel celah platina dengan tepat
Pengapian tidak rata pada kecepatan tinggi • Busi kotor atu stelan platinanya kurang tepat • Bersihkan busi yang kotor
Mesin berjalan kurang sempurna • Stelan timing terlalu lambat
• Ujung pemutus distributor rusak
• Busi kotor
• Koil dan kondensator tidak bekerja semestinya • Ganti dengan yang baru menurut keperluan
• Stel timing dengan tepat
Boros bensin • Ujung pemutus distributor kotor
• Setelan platina tidak tepat
• Stelan timing kurang tepat • Ganti dengan yang baru menurut keperluan
• Stel timing dengan tepat
• Stel celah platina dengan tepat
Akselerasi kurang • Stelan timing terlalu lambat
• Stelan gap pada busi tidak tepat
• Platina kotor • Stel timing dengan tepat
• Stel gap pada busi
• Bersihkan platina

2.6.Pemeliharaan

2.6.1. Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian

Komponen-komponen pengapian otomotif itu komplek dan seringkali rapuh, karenanya selalu berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan. 
Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan. 
Amati prosedur yang dianjurkan berikut. 
Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan: 
• Kecelakaan atau kematian 
• Kebakaran kendaraan 
• Kerusakan engine 
• Kerusakan komponen elektronik. 

2.6.2 Pencegahan 

Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil. 
• Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill.
• Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori. 

2.6.3 Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian

Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas. 
• Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar.
• Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat.
• Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.
• Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus.
• Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-elektrodanya terbakar.
• Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.

2.6.4.Alat ukur sistem pengapian

2.6.4.1.Multimeter Digital

Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen. 
Fungsi frekuensi mampu mengukur: 
• Ketersediaan output generator sinyal.
• Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui seperti putaran mesin.
• Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik.
Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian: 
• Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system.
• Dioda operasi system.
• Keterpakaian transistor daya.
• Kontinuitas rangkaian. 

2.6.4.2. Dwell Meter 

Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak kerja system akan terganggu. Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut dwell terlalu besar ( celah kontak point terlalu kecil ) tegangan induksi primeir akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnet pada coil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan scunder menjadi rendah. 
Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 20 perlu diperbaiki. 

Pengoperasian Dwell Meter 
Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah kontak point. Periksa kembali pembacaan dwell meter. 
Catatan: 
• Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine. 
• Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel.

2.6.4.3 Timing Light 

Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik.

2.6.5.Pengetesan Komponen Sistem Pengapian 

2.6.5.1. Pengetesan Coil Pengapian

• Pengecekan Lilitan Primer 
Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan primeir, baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedua terminal primeir, dan bacaannya secara akurat dicatat Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik. 
Contoh: 
Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm 
Koil Ballast – 1,5 sampai 2 Ohm 
Koil Hei – 0,8 sampai 1 Ohm. 

Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet. 
• Coil Lilitan Sekunder
Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.

Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan. 
• Pengecekan Massa Isolasi
Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti. 

• Pengujian Output 
Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu. Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm. 

Catatan: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil.
Catatan penting: Alat uji coil pengapian berdaya tinggi. 
Alat uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik 
2.6.5.2. Pengetesan Kondensor Pengapian 
Ada tiga pengetesan yang harus dilakukan terhadap kondensor. 
• Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.
• Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.
• Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.

Alat ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine 

2.6.5.3. Pengetesan Kontak Point 

Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam system pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti 
a. Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukka salah satu dari: 
• celah terlalu kecil.
• Kondensor rusak
• Lilitan koil rusak.
b. Pemeriksaan lainnya 
• Kekuatan pegas.
• Kabel listrik dan sambungan.
• Celah kontak point.
• Keausan poros cam distriburtor.

2.6.5.4. Pengetesan Ballast Resistor 

Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja. 

Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor. 

2.6.5.5.Pengetesan Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor 

Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter. 

Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm, tergantung panjangnya.
Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak. 

2.6.5.6. Pengetesan Kapasitor 

Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan: 
• Kapasitas kapasitor 
• Resistansi atau kebocoran insulator 
• Resistansi seri 
• Hubungan singkat atau ke massa 
• Hubungan singkat internal rangkaian. 
Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian: 
• Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor
• Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor.
• Hidupkan alat uji.
• Putar tombol penguji ke arah ‘ capacity’
• Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik.
• Putar tombol penguji ke arah ‘leakage’.
• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah.
• Putar tombol penguji ke arah ‘series resistance’.
• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah.
Catatan: 
Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop. 

2.6.5.7. Pengetesan Pembangkit PulsaUntuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik 

• Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah.
• Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa.
• Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik

GambarModul Pengendali Pengapian Elektronik Karena tidak ada cara yang umum dalam pemeriksaan kotak pemicu, disarankan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik. Instrumen pengujian yang digunakan adalah: 
• Ohmmeter.
• Voltmeter.
• Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Sistem pengapian merupakan sistem yang sangat penting dalam dunia otomotif sehingga mempelajarinya merupakan keharusan. Beberpa hal yang harus diketahui dari sistem pengapian diantaranya:
• Nama komponen sistem pengapian 
• Fungsi komponen sistem pengapian
• Cara kerja sistem pengapian
• Gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem pengapian, penyebab serta perbaikannya
• Pemeliharaan sistem pengapian

3.2.Saran

Pelajarilah sistem pengapian lebih dalam karena sistem ini perkembangannya sangat pesat di bandingkan dengan sistem yang lain pada kendaraan.

Selasa, 01 Agustus 2017

Laporan PRAKERIN " TUNE UP mobil TOYOTA avanza



Rounded Rectangle: TUNE UP MOBIL TOYOTA AVANZA 1,3GLAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
 Guna Mengikuti Ujian Nasional Di
SMK WISUDHA KARYA KUDUS
Tahun Pelajaran
2017-2018
NAMA            : BAHRUDIN MUHAMMAD IBRAHIM
NIS                  :15.13210
KELAS            : XII TKR 2
YAYASAN PEMBINA SMK WISUDHA KARYA KUDUS
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN WISUDHA KARYA KUDUS
              1 .Jalan Mejobo Mlati Kudus 59319 Telp .(0291)435950 Fax. (0291)4251105
2 .Jalan AKBP R. Agil Kusumadya Kudus 59301 Telp .(0291)431602




PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri yang berjudul “ TUNE UP MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G “ ini telah di periksa  dan disahkan oleh guru pembimbing Praktik Kerja Industri dan kopetensi  Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.



Hari          :

Tanggal   :






Mengetahui
Ketua kopetensi Keahlian                                                                             Guru Pembimbing
Teknik Kendaraan Ringan                                                                           Praktik Kerja Industri



Analis Robert Edrus,S.Pd                                                                          Soni Andi Wibowo,S.Pd



MOTTO DAN PERSEMBBAHAN

MOTTO
·         Kegagalan adalah kunci menuju kesuksesan.
·         Jangan tunda pekerjaanmu sampai besok. Mulailah, selagi engkau masih mampu mengerjakannya.
·         Berjalanlah dengan penuh keikhlasan.
·         Kekayaan abadi adalah ilmu yang betmanfaat.
·         Jangan menyerah sebelum engkau berusaha.

PERSEMBAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri ini saya persembahkan kepada    :
·         Kepalla Sekolah SMK WISUDHA KARYA KUDUS.
·         Ketua Kopetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
·         Guru pembimbing Praktik Kerja Industri.
·         Bapak dan Ibu guru SMK WISUDHA KARYA KUDUS.
·         Pimpinan bengkel CANGGIH AUTO SERVICE.
·         Kedua Orang tua saya.
·         Teman-teman kelas XII TKR2.








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………………………………………..………i
PENGESAHAN ……………………………………………………………………………………………………………..........ii
MOTTO DAN PENGESAHAN ……………………………………………………………………………………….….……iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………….…..….iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………………….……….…v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………….………..vi
BAB I          PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………………………….………1
B.      TUJUAN …………………………………………………………………………………………………….………..1
BAB II         PROFIL BENGKEL CANGGIH AUTO SERVICE
A.      SEJARAH SINGKAT ………………………………………………………………………………………………2
B.      STRUKTUR ORGANISASI ……………………………………………………………………………………..3
BAB III        TUNE UP MOBIL TOYOTA AVANZA 1,3G
A.      TEORI DASAR ……………………………………………………………………………………………………..4
B.      PROSES PERBAIKAN ……………………………………………………………………………………………4
BAB IV        PENUTUP
A.      KESIMPULLAN ……………………………………………………………………………………………………9
B.      SARAN ………………………………………………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………10





DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1         : Memasang Vender Cover……………………………………………………………………….….4
Gambar 3. 2        : Pembersihan saringan udara……………………………………………………………………..5
Gambar 3.3         : Pemeriksaan oli.…………………………………………………………………………………………5
Gambar 3.4         : Pemeriksaan Drive Belt……………………………………………………………………………..5
Gambar 3.5         : Pengukuran tegangan baterai……………………………………………………………………6
Gambar 3.6         : Pemeriksaan air accu…………………………………………………………………………………6
Gambar 3.7         : Pemeriksaan elektrolit baterai…………………………………………………………………..6
Gambar 3.8         : Pemeriksaan kebocooran radiator……….…..……………………………………………….7
Gambar 3.9         : Pemeriksaan kebocoran tutup radiator…….……………………………………………….7
Gambar 3.10       : Pemeriksaan busi…………………………………….…………………………………………………7
Gambar 3.11       : Penyetelan celah busi……………………………….………………………………………..……..8
Gambar 3.12       : Pembersihan throttle body……………………….………………………………………..……..8
Gambar 3.13       : Pemeriksaan menggunakan scan tool……….……………………………………………...8









KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penyusundapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktik Kerja Industri yang telah dilaksanakan selama 3 ( tiga ) bulan di bengkel CANGGIH AUTO SERVICE.
Laporan Praktik Kerja Industri ini disusun secara khusus untuk memenuhi syarat ujian nasional tahun pelajaran 2017/2018. Laporan Praktik Kerja Industri ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbgaipihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banywk terimakasih kepada :
1.      Fakharudin,S.Pd PLT kepala sekolah SMK WISUDHA KARYA KUDUS.
2.      Analis Robert Edrus,S.Pd ketua kopetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
3.      Sini Andi Wibowo,S.Pd guru pembimbing Praktik Kerja Industri.
4.      Bapak/ lIbu guru SMK WISUDHA KARYA KUDUS
5.      Drs. H. M. Yahya selaku pimpinan bengkel CANGGIH AU5O SERVICE.
6.      Sukrisna selaku kepala bengkel CANGGIH AUTO SERVICE.
7.      Semua kaaryawan bengkel CANGGIH AUTO SERVICE yang telah memberikan penjelasan salamapraktik kerja industri.
8.      Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan praktik kerja industri.
Kami juga menyadari bahwa laporan praktik kerja industri ini masih jauh dari kata sempurna walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin, mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan saya, attas dasar itu penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga laporan praktik kerja industri ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Khususnya penyusun dan umumnya kepada pembaca.

Kudus,  Juli 2017


BAHRUDIN M.I


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA INDUSTRI  
Pelaksanaan praktik kerja industri di SMK WISUDHA KARYA KUDUS adalah sebagai kebijakan dari linkandmatc dalam prosesnya dilaksanakan dalam dua tempat. Yaitu, sekolah dan di dunia industri. Oleh kareba itu digerqkkan suatu program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yaitu dengan  melaksanakan praktik kerja industri agar setiap siswa SMK WISUDHA KARYA KUDUS mempunyai pengalaman dalam dunia usaha tersebut secara nyata setelah lulus sekolah.
B.    TUJUAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI  
Praktik kerja industri merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan diluar proses belajar mengajar dan dilaksanakan pada perusahaan industri yang rilevan secara umum pelaksanaan program praktik kerja industri ditujukan untik meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dibidang teknologi, penyesuaian diri dengan situasi yang sebenarnya mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan tujuaan khusus.
Setelah siswa melaksanakan program praktik kerja industri ditjukanuntuk siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang sebenarnya, mengumpulkan pengalaman yang mencakup tujuan tentang perusahaan dan kegiatan-kegiatan praktikyaang berhubungan langsung dengan teknologi dan mempersiapkan para siswa untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim dan mengembangkan potensi dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat masing-masing siswa.
Penyelenggaraan praktik kerja industri bertujuan untuk :
1.      Melatih siswa agar tidak takut terhadap dunia industri.
2.      Mengenalkan siswa dengan dunia industri.
3.      Melatih siswa agar menjadi tenaga kerja yang berkualitas.
4.      Mempraktikkan ilmu atau teori yang didapat dari sekolah kedalam dunia industri.
5.      Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja.
6.      Melatih kedisiplinan siswa.



BAB II
PROFIL BENGKEL CANGGIH AUTO SERVICE
A.    SEJARAH SINGKAT
Bengkel CANGGIH AUTO SERVICE didirikan pada hari minggu tanggal 3 oktober 2010 oleh Drs. H. M. Yahya bersama sukrisno dan sahabatnya Edi Purwato. Adapun pemilihan nama canggih oleh pendirinya di harapkan perusahaan agar dapat langgeng dalam cita-citanya dengan prospek yang selalu cerah di masa mendatang dan secanggih yang dia punya.
Pada awal nya bidang usaha yang d jalankannya adalah toko oli dan sperpart sepeda motor dan sperpart mobil tap oli dan cuci mobil serta cuci sepeda motor.
Untuk menjalankan pengelolaan maka jalus bisnis ini dibagi menjadi 2 strategi crew, yaitu :
1.      Crew cuci
2.      Crew bengkel
Setiap pendiri mendirikan suatu usaha atau perusahaan pasti mempunyai cita-cita antara lain bahwa usaha yang didirikanya tersebut akan berkembang dengan baik dan kuat dan menghasilkan waktu demi waktu. Memberikan pelayanaan terbaik bagi pelanggan ( best service to the customer)   Sebagai kesatuan yang lahir tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat kelangsungan hidupnya suatu usaha banyak bergantung pada masyarakat ittu selaku pelanggan. Penerapan ini kaharus tercermin dalam sikap kerja kita sehari hari yang diantara lain adalah sebagai berikut :
A.      Menghasilkan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
B.      Menyediakan dan menyampaikan produk atau jasa dengan kualitas, jumlah dan waktu yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
C.      Memberikan harga yang wajar dan bersaing sesuai jasa yang di tawarkan.
D.     Menghasilkkan produk atau jasa yang tidak membahayakan.
E.      Menepati janji yang pernah di berikan kpada pelanggan.
F.       Memberikan pelayanan yang cepat tepat ramah dan seragam bagi semua pelanggan baik pada saat penjualan maupupun pelayanan.
G.     Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan demi kenyamanan pelanggan.
H.     Memberikan informasi yang jelas dan tepat.
I.        Tangap terhadap keluhan dan komplain baik dari pelanggan.
J.        Meempunyai sikap  membbetulkan pelanggan dam bukan di betulkan pelanggan.
K.      Memberikan pelayanan yang terbaik kepada sesama bagian karyawan bawahan atau atasan proses berikutnya selaku pelanggan mereka.
L.       Berusaha mencapai yang terbaik.
M.   Setiap pekerjaan harus dilakukan sesuai denagn standart tertulis yang telah di tentukan dan selalu berusaha untuk mengangkatnya.
N.     Mengikut sertakan seluruh karyawan dari tingkat terbawah hingga teratas dalam perbaikan perbaikan secara terus menerus (kaizen).
O.     Segala pekerjaan harus di rencanakan dengan baik dan mengikuti siklus rencan pelaksanaa pemeriksaan dan tindakan.
P.      Masalah-masalah harus diketahui sendiri mungkin dengan ditanggulaangi secara tuntas, masalah yang datang di cegah agar tidak terulang kembali.
Q.     Bekerja dan berbicara berdasarkan fakta/data.
R.      Jasa-jasa yang berkualitas hanya dapat dihasilkan oleh karyawan-karyawan yang berkualitas pula.

B.      STRUKTUR ORGANISASI  


Text Box: PIMPINAN
Drs. H.M. YAHYA
,Text Box: MEKANIK
1. MUHAMMAD SHOFA
2. BUDI LESMONO
,Text Box: BENGKEL
SUKRISNO
,Text Box: ADMINISTRASI
1. KHOIRUN NISA 
2. IDA FITRIYANI
,Text Box: TOKO
1. IDA FITRIYANI
2. KHOIRUN NISA
3. RIYANTO
 

















BAB III
TUNE UP MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3G

A.    DASAR TEORI  
TuneUp adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh bengkel, baik itutuneup mesin konvensionaLmaupun tuneupmesin ElectronicFeulinjection. Sebetulnya untuk urutan langkah tuneup mesin konvensional ataupun engine tuneup Electronic Feulinjection adalah terserah dari si pelaku tuneup, yang penting semua item yang harus diperiksa dilakukan pemeriksaan, tetapi kita juga harus memperhatikan dari efisiensi waktu. 
Seiring dengan itu jumlah mobil yang mengalami gangguan juga meningkat. Oleh karena itu jasa pelayanan service mobil semakin banyak dibutuhkan. Servis pada kendaraan banyak ragamnya, dari engine servicechasis serviceservice kelistrikan, maupun body service. TuneUp adalah pekerjaan servis ringan mesin untuk mengembalikan tenaga motor sesuai standartnya. Istilah tuneup sudah menjadi bahasan sehari-hari pada setiap bengkel kendaraan, bahkan selalu terpampang dalam jenis service yang ditawarkan, karena pekerjaan ini sering kali dibutuhkan dan dilakukan.


B.    PROSES PERBAIKAN  
IMG-20170720-WA0006.jpg
1.      Buka kap mobil.
2.      Pasang Fender Cover sebagai pelundung bertujuan agar bagian kendaraan tidak tergores atau tertumpahi oleh sesuatu.

Gambar 3.1
IMG-20170720-WA0015.jpg
3.      Lepas 4 pengikat tutup rumah saringan udara.
4.      Ambil saringan udara lalu bersihkan menggunakan air gun dari bagian dalam lalu di bagian luar.
Gambar 3.2


IMG-20170720-WA0012.jpg
5.      Periksa volume oli dengan melihat garis batas low-full pada stik oli.
6.      Periksa kualitas oli, apabila oli teralu encer maka oli perlu diganti.

                                                                                                                                                                                       Gambar 3.3



7.      IMG-20170720-WA0013.jpgPeriksa keadaan Drive Belt secara visual, jika retak dan rapuh Drive Belt perlu diganti.
8.      Periksa kekencangan atau kerenggangan Drive Belt.

Gambar 3.4
IMG-20170720-WA0017.jpg
9.      Periksa baerai secra visual keadaannya.
10.  Ukur tegangan baterai menggunakan multi tester pada bagian DC.


Gambar 3.5


IMG-20170720-WA0005.jpg
11.  Periksa ketinggian air accu, bila kurang tambahkan air accu dengan melihat upper dan lower secara visual.


Gambar 3.6



12.  IMG-20170720-WA0008.jpgPeriksa berat jenis elektrolit baterai dengan melihat angka dan warna pada hydrometer.


Gambar 3.7
IMG-20170720-WA0014.jpg
13.  Periksa kebocoran radiator dengan menggunakan radiator tester, dan periksa radiator secaa visual dengan memeriksa air radiator dan selang-selang radiator.

Gambar 3.8


IMG-20170720-WA0009.jpg
14.  Periksa tutup radiator secara visual.
15.  Kemudian periksa juga kebocoran tutup radiator.
16.  Periksa reservoir tank ketinggian coolant, bila kurang maka isi reservoir tank menggunakan coolant.
Gambar 3.9


IMG-20170720-WA0016.jpg
17.  Lepas coil pengapian.
18.  Lepas busi menggunakan kunci busi dan periksa secara visual keadaan busi. Jika masih bagus,
Gambar 3.10
IMG-20170720-WA0011.jpg
19.  Bersihkan busi dari kerak-kerak dan kemudian ukur celah busi menggunakan filler guage dengan setelan 1,1 mm. Lalu setel sesuai spesifikasi. Kemudian pasang kembali busi dan coil pengaian.

Gambar 3.11


IMG-20170720-WA0010.jpg
20.  Bersihkan throttle body dengan menggunakan cairan injector cleaner sambil membuka katup throttle.
21.  Kemudian pasang rumah saringan udara, lalu
22.  Lepas vender cover dan tutup kap mesin.
Gambar 3.12


IMG-20170720-WA0007.jpg
23.  Kemudian periksa menggunakan scan tool untuk mengetahui adanya trouble code pada system EFI.


Gambar 3.13



BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Prakerin merupakan salah satu materi yang diberikan kepada siswa, khususnya program keahlian yang ada di Sekolah Kujuruan yang diterapkan secara kerja nyata dan langsung dipraktikkan. Penulis banyak mendapat ilmu pengetahuan, keterampilan, wawasan dan pengalaman kerja di dunia industri yang sebelumnya tidak didapatkan di sekolah.
Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Industri selama 3(tiga) bulan sejak tanggal 1 April s/d 30 Juni 2017 di Bengkel CANGGIH AUTO SERVICE, penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu bahwa praktik kerja industri ini dapat :
·         Meningkatkan pemahaman siswa terhadap aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan pekerjaan.
·         Memperlihatkan yang sebenarnya kepada siswa tentang dunia lapangan kerja.

B.    SARAN

Penulis mencoba memberikan saran yang mungkin ada manfaatnya bagi perkembangan dalam melaksanakan praktik kerja industri dimasa mendatang.
·         Dengan adanya program Praktik kerja Industri ini diharapkan terjadi hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
·         Hendaknya Guru pembimbing harus lebih sering memotoring ke tempat Praktik Kerja industri.
·         Pembekalan yang diberikan oleh sekolah harus diikuti dengan baik.
·         Persiapan kemampuan maupun ketrampilan sebaik mungkin. 




DAFTAR PUSTAKA