MAKALAH SISTEM PENGAPIAN
Disusun Oleh : Bahrudin M.I.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Makalah ini disusun sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan mata kuliah B.Indonesia. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah
ini menuntun mahasiswanya agar membuat makalah mengenai Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin. Jadi saya sebagai mahasiswa memilih materi sistem pengapian
konvensional (motor bensin)
Seiring berjalanya waktu,
di era saat ini Perkembangan dunia Otomotif mengalami perkembangan yang begitu
cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian sistem yang
berkaitan dengan kelistrikan. Hal ini terjadi karena bagian ini mudah untuk
dilakukan inovasi. Namun kemudhan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem
ini mudah,tapi justru sebaliknya. Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak
terlihat, sehingga dalam mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu, dan
jika tidak melakukan riset setidaknya pernah melakukan uji coba sederhana.
Seorang sarjana teknik mesin,harus memilik kemampuan dibidang ini. Karena
mereka kedepannya merupakan calon-calon pendidik dan bahkan tidak menutup
kemungkinan akan bekerja di perusahaan-perusahaan otomotif dan apabila
kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan
perguruan tinggi lainnya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian,dimana sistem ini
merupakan sistem yang sangat penting, karena tanpa sistem ini mobil tidak akan
bergerak. Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi
karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran,dan sistem
tersebut adalah sistem pengapian .
B. Batasan
Masalah
Sistem
pengapian merupakan sistem penting pada mobil berebahan bakar bensin. Fungsinya
adalah mementikan bunga api listrik ke ruang bakar, sehingga terjadi suatu
ledakan pambakaran di dalamnya, yang mengakibatkan piston dan batang piston
(stang) bergerak turun dan memutar poros engkol, sehingga mesin dapat berputar.
Sistem
pengapian berhubungan erat dengan sistem bahan bakar. Campuran bensin dan udara
di ruang bakar dibakar oleh bunga api listrik dan mengakibatkan ledakan yang
menyebabkan piston bergerak translasi (gerak lurus) naik turun secara terus
menerus. Agar kerja mesin, maka kerja system pengapian juga harus baik.
Kompone-komponen yang termasuk pada sistem pengapian adalah aki (baterai),
koil, distributor, platina atai CDI, kabel busi, dan busi.
Komponen-komponen
tersebut saling berhubungan dan bekerja sama untuk menghasilkan percikan bunga
api listrik yang berlansung secara kontinyu, selama mesin kendaraan berputar
(hidup). Komponen-komponen tersebut akan menghasilkan bunga api listrik jika
kunci kontak pada posisi ON dan mesin mulai di start. Saat kunci kontak pada
posisi OFF, tidak ada percikan bunga api listrik, sehingga mesin mati (tidak
berputar).
Semakin baik
system pengapian, percikan bunga api yang dihasilkan akan semakin besar, dan
tentunya ledakan yang terjadi juga akan besar. Karena campuran bensin dan udara
akan habis terbakar semua (sempurna), energy yang dihasilkan mesin pun akan
maksimal (besar). Sistem pengapian yang baik akan menghemat penggunaan bensin.
Pada bagian ini dijelaskan fungsi-fingsi komponen yang terdapat pada sisitem
pengapian, serta gejala dan kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian.
C. Masalah
Masalah yang akan dibahas meliputi;
1. Pengertian
pengapian Konvensional?
2. Fungsi
Pengapian ?
3. Kompenen-komponen
Pengapian?
4. Kerusakan-kerusakan
yang terjadi pada sistem pengapian ?
D. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
menjelaskan/mendeskripsikan/ memaparkan;
1. Pengertian
pengapian konvensional.
2. Fungsi
Pengapian;
3. Kompenen-komponen
Pengapian;
4. Kerusakan-kerusakan
yang terjadi pada system pengapian dan perbaikannya.
E. Manfaat
Manfaat dari Makalah ini;
1. Mengetahui
pengertian system pengapian.
2. Mengetahui
fungsi pengapian.
3. Mengetahui
komponen-komponen sistem pengapian.
4. Mengetahui
kerusakan-kerusakan pada sisitem pengapian.
F. Metode
Penyajian
Makalah ini disusun dengan
mengunakan pendekatan kualitatif Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang
dibahas secara jelas dan komprehsif. Data teoritis dalam makalah ini di
kumpulkan dengan menggunakan teknik studi puataka artinya penulis mengumpulkan
dan mengambil data melalui kegiatan membaca, dan kajian pustaka. Data tersebut
di olah dengan teknik analisis isi, penyusun melalui kegiatan mengeksposisikan
data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan teori
Ada tiga sarat suatu pembakaran
dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara dan api. Api dalam pembakaran tidak mungkin
muncul dengan begitu saja, pasti ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api
ini maka perlu dibuat suatu sistemyang
disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang
memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi
memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.
B. Pembahasan
1. Fungsi
Pengapian
Untuk menghasilkan panas
diperlukan pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang dihasilkan oleh
sisitem pengapian, yakni busi pada ruang bakar pembakaran mesin. Loncatan
listrik pada busi menghasilkan voltase yang sangat tinggi kira-kira sampai 8000
volt yang terjadi karena adanya gap atau celah dari ujung elektroda busi.
Voltase yang sangat tinggi itu harus diisi dari penyuplai/pemasok yang baik,
yakni dari sebuah baterai kendaraan sekitar 12 volt.
Fungsi pengapian adalah untuk
menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda
busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara sempurna walaupun
kecepatan berubah-ubah.
2. Komponen
dan fungsinya
a. Aki
(baterai)
Aki merupakan sumber listrik
paling awal di kendaraan bermotor yang berfungsi untuk memasok listrik kepada
komponen-komponen yang memerlukannya, seperti sistem pengapian. Selain memasok
listrik, aki juga berfungsi menyimpanya. Oleh karena itu, agar pasokan listrik
tidak terganggu maka aki harus diisi listrik kembali. Pengsian kembali ini
dilakukan oleh sistem pengisian.
Ada 2 jenis aki yang biasa
digunakan pada mobil yaitu aki basah dan aki kering. Aki memiliki kapasitas
yang berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya Ampere hours (AH). Semakin besar kapasitas aki,
pasokan listrik pada komponen-komponen pada mobil akan setabil.
b. Kunci
kontak
Kunci kontak berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan
menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih
terminal.
Terminal utama pada kontak adalah
terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil
pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke sistem
starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4
yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio,
tape dan lain-lainnya
c. Koil
Koil merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan (voltase) listrik aki dari 12 volt menjadi 12.500 sampai 25.000 volt. Dengan tegangan sebesar itu, barulah campuran bensin dan udara bisa terbakar .
Mesin-mesin konvensional masih
megunakan satu koil untuk memasok tegangan listrik ke semua busi pada mesin
mobil. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh koildidistribusikan ke semua busi
oleh distributor. Sedangkan mesin-mesin modern sudah menggunakan multi coil
(banyak koil), yang berarti busi mendaapat pasokan tegangan listrik dari koil
yang berbeda-beda.
Kumparan skunder digulungkan pada
inti koil yang terbuat dari lempengan baja dengan kualitas yang tinggi
sedangakan kumparan primer digulung di luar kumparan skunder. Salah satu ujung
dari kumparan skunder dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi dan ujung
lainya dihubungkan dengan kumpran primer. Ujung-ujung kumparan primer
dihubungkan dengan terminal positif dan negative dari baterai. Koil ditempatkan
dalam satu tabung kotak dan koil ada celah untuk meletakan isolasi-isolasi.
d. Distributor
Distributor berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan listrik ke setiap busi melalu rotor (berada di dalam
distributor) dan kabel busi. Distributor ini terdiri dari sebuah tuutup
distributor yang terbuat dari plstik yang diberi terminal-terminal dan sebuah
rotor, rotor dipasangkan pada poros distributor yang diputarkan oleh poros nok
dan bagian rotor ini bersentuhan dengan terminal dari koil penyalaan dan
terminal yang menghubungkan ke busi-busi, perputaran rotor ini membagi arus
tegangan tinggi ke busi menurut urutan pengapianya.
Bagian-bagian Distributor :
· Cam
(nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft
(poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.
· Breaker
point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui
kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada
kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik (electromagnetic
induction).
· Capasitor/kondensor
berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara breaker point (pada
platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan tegangan coil sekunder.
· Centrifugal
Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran
mesin.
· Vacum
Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(vacum intake manifold).
· Rotor
berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh
ignition coil ke tiap-tiap busi.
· Distributor
Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke
kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.
e. Platina
dan CDI
Platina dan CDI memiliki fungsi
yang sama , yaitu mengatur penyalaan listrik tegangan tinggi yang terjadi pada
celah platina atau sensor CDI sebelum disalurkan kebusi melalu rotor dan kabel
busi. Perbedaan platina dan CDI terletak pada cara kerjanya, yaitu platina
bekaerja secra mekanik sedangkan CDI berkerja secara elektronik. Platina dan
CDI terletak di dalam distributor.
f. Kabel
Busi dan Busi
Kabel busi merupakan alat penghubung atau penghantar arus listrik tegangan tinggi dari koil ke distributor.
Kabel busi terbuat bahan khusus berkualitas
tinggi dengan tahanan nilai listrik yang rendah. Kualitas bahan kabel busi ini
penting diperhatikan karena kabel busi ini berfungsi untuk menghantarkan
arus listrik tegangan tinggi. Agar kualitas api yang dipercikan tetap baik,
busi tidak boleh terlalu banyak mengalami resistansi (hambatan). Kabel busi
digunakan pada mobil-mobil yang masih menggunakan satu koil, sedangkan mobil
yang sudah menggunakan multi coil (lebih dari satu koil) tidak lagi memerlukan
kabel busi, karena koil dan busi sudah langsung dihubungkan dengan konektor.
Busi merupakan komponen penting
pada sistem pengapian. Busi berperan untuk memantikan listrik di dalam ruang
bakar untuk menghasilkan bunga api, yang selanjutnya membakar campuran bahan
bakar dan udara pada ruang bakar. Jumlah busi yang digunakan pada mobil
bervariasi, bergantung pada jumlah silindernya, jika mobil mempunyai 4
silinder, berarti mobil tersebut mengunakan 4 busi , dan seterusnya. Namun pada
perkembanganya ada mobil yang mengunakan lebih dari satu busi pada setiap
silindernya, dengan tujuan memperbesar bunga api yang dihasilkan sehingga
memperhemat penggunaan bensin.
3. Cara
Kerja Sistem Pengapian
a.
Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran arusnya adalah sebagai
berikut:
Baterai —-> Kunci
kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran
listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
Saat kunci kontak on, kontak
pemutus tertutup, arus dari terminal positif baterai mengalir ke kunci kontak
(lihat gambar di atas), ke terminal positif (+) koil, ke terminal negatif
(-) koil, ke kontak pemutus, kemudian ke massa. Aliran arus ke kumparan primer
koil menyebabkan terjadinya kemagnetan pada koil.
b. Pada
saat Platina Membuka
Saat
platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi
tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah
ini:
Sekunder koil —->
Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel
tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran
listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara
antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan
percikan bunga api.
Jika
kontak pemutus terbuka, arus yang mengalir ke kumparan primer terputus dengan
tiba-tiba maka kemagnetan disekitar koil hilang / drop dengan cepat. Kemudian
kumparan terjadi tegangan induksi. Karena saat kontak pemutus terbuka arus
listrik terputus, maka medan magnet pada koil hilang dengan cepat pada kumparan
sekunder terjadi induksi tegangan. Pada kumparan primer juga terjadi tegangan
induksi. Tegangan induksi pada kumparan sekunder disebut dengan tegangan
induksi mutual sedangkan pada kumparan primer disebut tegangan induksi diri.
Tegangan tinggi pada kumparan sekunder (10000 V atau lebih) disalurkan ke
distributor melalui kabel tegangan tinggi dan dari distributor diteruskan ke
tiap-tiap busi sesuai dengan urutan penyalaannya sehingga pada busi terjadi
loncatan api pada busi. Tegangan pada kumparan primer sekitar 300 sampai 500 V
disalurkan ke kondensor. Penyerapan tegangan induksi diri oleh kondensor ini
akan mengurangi loncatan bunga api pada kontak pemutus. Efek tidak terjadinya
loncatan pada kontak pemutus adalah pemutusan arus primer yang cepat sehingga
menghasilkan perubahan garis-garis gaya magnat pada koil dengan cepat pula.
4. Gangguan
yang Terjadi Pada Sistem Pengapian Penyebab dan Perbaikanya
Keadaan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Pemerikasaan/Perbaikan
|
1. Arus listrik kurang lancar,
pada kutub terminal aki terdapat oksidasi berwarna putih
|
1. Ada masalah pada sistem
pengisian
2. Penigisian terlalu besar
(over charging)
3. Kurang perawatan
|
1. Cek dan perbaiki sistem
pengisisan
2. Bersihkan kutub terminal aki
dengan cara menyiramkan air panas pada kedua kutub terminal sampai oksidasi
hilang
|
2. Enjin hidup tetapi
tersendat-sendat
|
1. Busi salah atau cacat
2. Tutup distributor atau rotor
cacat.
Kabel
sekunder rusak
Koil rusak
Konektor
jelek
Kebocoran
pada kabel busi
Sistem bahan
bakar rusak
|
1. Bersihkan, setel celah atau
ganti
2. Ganti tutup distributor dan
rotor
3. Ganti kabel skunder
4. Ganti koil
5. Bersihkan konektor
Periksa
tutup, rotor, kabel sekunder
7. Rujuk pada servis sistem
bahan bakar
|
3. Mesin tidak bertenaga dan
suara mesin terasa kasar
|
1. Koil panas atau lemah
|
1. Ganti koil
2. Jika dalam keadaan darurat,
kompres koil dengan kain basah, dan biarkan sampai koil dingin, lalu hidupkan
mesin.
|
4. Platina; Mesin tiba-tiba mati
dan tidak dapat dihidupkan.
|
1. Pegas platina patah karena
sudah digunakan terlalu lama.
|
1. Ganti platina.
|
5. CDI; Mesin tiba-tiba mati
|
1. CDI rusak
2. CDI jebol
|
1. Ganti CDI
|
6. Mesin terasa pincang dan
tidak bertenaga
|
1. Kabel busi terlepas.
2. Kabel busi putus.
3. Isolasi kabel busi robek atau
rusak.
|
1. Pasang kembali busi.
2. Ganti kabel busi.
3. Jika darurat, gunakan isolasi
listrik dan lilitkan pada kabel busi yang bocor.
|
7. Mesin sulit hidup dan busi
basah oleh bensin.
|
1. Busi tidak cocok dengan
spesifikasi mobil yang digunakan .
2. Busi mati sehingga tidak
terjadi loncatan bunga api.
|
1. Periksa busi dengan
pengukuran vealer gauge, rapatkan celah busi dengan elktroda busi dengan
ukuran 0.80-0.90
2. Ganti busi
|
8. Mesin tersendat
|
1. Busi kotor
2. Busi sudah tua/sudah lama di
pakai
|
1. Bersihkan busi, bila perlu di
ganti
|
(Tabel 2.1 Gangguan yang terjadi pada sistem pengapian
konvensional)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen
yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi
memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.
2. Fungsi
pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga
api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar
secara sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah.
3. Kompenen-komponen
system pengapian terdidri dari aki (baterai), kunci kontak, koil, distributor,
platina, kabel busi dan busi.
4. Kerusakan
yang terjadi biasnya di akibatkan oleh umur dari komponen-komponen tersebut.
Sistem pengapian sangatlah
penting di setiap kendaraan karena jika tidak ada sistem pengapian
kemungkinan besar kendraan tersebut tidak akan hidup (berjalan). Karena ada 3
yang mempengaruhi pembakaran terjadi ada bahan bakar,api dan udara.
Pelajarilah sistem
pengapian lebih dalam karena sistem ini perkembangannya sangat pesat di
bandingkan dengan sistem yang lain pada kendaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar